Taklim “Mengawal Ummat dari Penyesatan Aqidah”
Acara diselenggarakan pengurus mushala Al Hujjah pada hari Ahad, 8 Mei 2011, bertempat dihalaman mushala tersebut daerah perumahan Citravilla Mangunjaya Tambun, hadir sebagai narasumber yaitu Ustadz Abu Dedat Syihbudin, pakar kristologi. Penulis terlambat sampai ditempat sehingga tidak mengikuti dari awal.
Ustadz Abu Dedat menjelaskan tentang Ahmadiyah yang salah menafsirkan ayat. Walaupun mereka sholat, dengan mempercayai Al Qur’an dan Nabi Muhammad sebagai Rasul juga, namun mereka mempercayainya bukan sebagai yang terakhir. Al Qiyadah: Mushadeq mengaku mendapat wahyu setelah bertemu Waraqah bin Naufal yaiu Robert Waliam ahli kristologi, padahal ia seorang pendeta Advent. Al Qiyadah ini, setelah ketahuan sesatnya, kini berubah menjadi KOMAR (Komunitas …)
Ahmadiyah: ada wahyu suci Tazkirah, diantaranya; “fa’tu bisyifaa’I min mtslih”, “hal ataakal hadiitsu zalzalah”. Mereka menyebut Mirza Ghulam sebagai nabi kecil, sebagaimana terdapat pada agama Yahudi. Mereka mengaku Mirza tidak membawa syari’at baru, namun kenyataannya, mereka mensyari’atkan sholat harus dibelakang imam dari Ahmadiyah.
Ternyata pembahasan suda masuk ke point yang empat, yaitu meragukan keabsahan dan keotentikan Al Qur’an. Seperti orang-orang liberal mengatakan 70% mushhaf utsmani telah dirubah Utsman dan Kaum Qurays. Perlu berhati-hati dengan Al Qur’an ini, sebab satu ayat saja tai mau menerima, itu sama saja murtad. Bagi kaum ibu, harus bisa menerima surat “fankihuu..”.
Beberapa rekayasa musuh Islam, yaitu membuat Al Fatihah lintas agama. “bismillahirrahman”, “almalikul dayan”, “ihdinashshirathal iman”. Ada juga Qur’an palsu.
Point kelima yaitu penafsiran tidak betdasarkan tafsir, ada beberapa perempuan yang melakukan ini; Siti Musdah Mulia adalah salah satunya, ia yang menggagas nikah lintas agama, ini kesimpulan dari larangan menikah saat perang, kalau begitu siang sedang perang tidak boleh, maka malam yang damai boleh, ini hasil pemikiran saja, tanpa penjelasan atau penafsiran dari para salaf tidak berlaku. Perempuan lain yaitu Aminah Wadud yang menjadi imam sholat jum’at dengan makmum campuran laki-laki dan perempuan.
Point keenam yaitu mengingkari hadits, ini seperti gerakan ingkarus sunnah di Indonesia. Point selanjutnya yang ke tujuh, mengubah pokok ibadah syari’ah, seperti terjadi di Indonesia; haji ke Ulakun Bukit Tinggi, jadi onkosnya Rp. 300.000. atau haji ke Pidie di Aceh. Sholat memakai bahasa daerah, ini yang dilakukan Yusman Roi, katanya lebih khusyu, padahal menjadi lucu.
Point selanjutnya yang ke Sembilan yaitu melecehkan Rasulullah (shalallahu ‘alaihi wa sallam), di Indonesia seperti Lia Eden, dia menganggap dongeng muknizat Musa (‘alaihis sallam) yang dapat membelah laut dengan tongkat. Ini juga terjadi pada Isa Bungis, kelompok ini mengatakan air zam-zam adalah air kemcing orang Arab.
Poin kesepuluh yaitu mengkafirkan sesama muslim, seperti Islam Jama’ah yang menjadi LDII, mereka selalu mencuci tempat sholat orang selain LDII, mereka menganggap selain mereka najis. Sampai disini pembicaraan ditutup, sesi pertanyaan pun dibuka, ada beberapa pertanyaan dari peserta; kelahiran Yesus tanggal berapa? Ini dijawab langsun oleh ustadz, 25 Desember itu kelahiran dewa matahari, bukan Yesus, tepatnya hari minggu atau sun (matahari)-day(hari), gereja-gereja advent menolak natal 25 Desember, ini suatu yang bid’ah. Pertanyaan selanjutnya mengenai piagam madinah, ini mengacu pada syari’at tanpa mengusir nonmuslim, inilah suatu yang kaffah, tidak seperti Indonesia, kalau haji diurusin, kalau sholat nggak. Istilah negara Islam tidak perlu diperdebatkan, di Indonesia begitu, dinegara lain beda lagi. Selanjutnya pertanyaan tentang maksud poligami dalam surat An Nisa, ini keadilan sesuai porsinya, sesuai tempatnya. Terakhir menanggapi masyarakat yang mengaku ahlus sunnah, namun masih prakteknya bid’ah dengan LDII, ini dikembalikan saja kepada Al Qur’an dan As Sunah.
Posting Komentar